Memory of Edelweiss
Malam ini, kesunyian hati ini kembali muncul saat aku memandang bunga edelweiss di hadapanku. Setelah 2 tahun berlalu, bunga itu masih saja terlihat indah. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau bunga itu menjadi bunga terakhir yang dia berikan padaku. Serpihan kenangan masa lalu berarak-arak di benakku. Satu nama yang masih terukir dengan sejuta kenangan manis sekaligus memilukan yang begitu jelas. Dialah cinta pertamaku. Yudha Anggara. Saat ini, pil pahit karena kepergiannya membekas lagi dalam ingatank
Perkenalanku dengannya sangat klise, dikenalkan oleh adik kelasku yang ternyata adalah keponakannya. Usiaku dengannya beda 3 tahun. Satu tahun kami mencoba saling memahami dan mengenal satu sama lain sebagai teman. Sampai akhirnya, kami berpacaran. Meskipun usia kami saat itu masih terbilang muda tetapi kami mulai merangkai masa depan untuk mengejar impian-impian kami dan menata masa depan.
Di balik keindahan dari bunga edelweiss ternyata tersimpan sebuah mitos, dimana bagi yang memberikan bunga ini kepada pasangannya, maka cintanya akan abadi. Mitos tetaplah mitos yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Satu hal yang aku tahu saat itu, aku hanya ingin menjalani hubunganku dengannya sebaik mungkin. Menjaga dan memelihara cinta diantara kita tetap bersemi dan semakin bersemi, tidak akan membiarkannya layu.
Tepat 2 tahun hari jadian kami, saat itulah moment yang paling membahagiakan. Tapi dibalik kebahagiaan itu terbersit kecewa karena pada saat itu, ia memberitahuku akan ikut pendakian ke gunung salak bersama teman-teman kampusnya. Jiwa petualangnya untuk menikmati alam dan mensyukurinya sangat kuat. Aku tidak bisa mencegahnya. Saat itu, ada perasaan tidak enak hati membiarkannya pergi, aku sendiri tidak tahu kenapa? Apalagi sebelum dia berangkat, ia sempat berkata "ada atau tidak ada diriku disampingmu, kamu harus janji sama aku untuk selalu semangat dan menjadi yang terbaik. Aku akan selalu mendukung dan melihatmu dari kejauhan." Entah kenapa, ucapan itu seakan ia akan pergi jauh. Aku mencoba menepisnya berusaha mendamaikan hatiku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Hari demi hari tanpa ada Yudha disampingku membuatku semakin gelisah apalagi sempat dua hari ia tidak bisa dihubungi karena sepertinya tidak ada sinyal disana. Hari ketiga berlalu, aku mendapat telepon kalau ia masuk rumah sakit karena terperosok ke jurang. Ternyata perasaan yang mengganjal dan membuatku gelisah selama dia pergi akhirnya menjadi nyata. Saat aku sampai di rumah sakit, ia dalam keadaan kritis dan koma. Harapan tetap ada bahwa ia bisa bangun dari koma dan sehat sepeti sebelumnya. Tapi, Allah berkehendak lain, ia pergi untuk selamanya setelah memberikan bunga edelweiss yang ia petik langsung dari puncak gunung untukku.
Jodoh adalah rahasia Allah. Ketika harapan untuk bisa menjalani masa depan bersamanya hanya menjadi harapan dan mimpi belaka, aku hanya berusaha mengikhlaskan. Cinta memang bisa melawan apapun yang menentang cinta tapi aku tidak bisa melawan takdir Allah yaitu kematian. Semua manusia pasti akan menemui ajalnya. Hanya saja masalah kapan waktu itu akan datang? Itulah yang menjadi rahasia-Nya.
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tidak ada yang abadi di dunia. Bahkan mitos tentang bunga edelweiss itu pun hanya menjadi angin lalu bagiku. Abadi atau tidaknya cinta bukanlah dari bunga itu. Tapi bagaimana menjaga, menghargai dan memberikan kasih sayang dan cinta yang tulus pada seseorang yang disayangi dan dicintai detik ini juga sebelum akhirnya kematian menjemput salah satunya.
Aku tidak boleh menangisi kepergiannya terus-menerus. Aku sadar saat ini bukan kesedihanku yang dia harapkan tapi doa. Aku hanya bisa meluapkan kerinduan dan kesedihanku dengan mengirim doa agar ia tenang di alam sana. Aku harus mengikhlaskan kepergiannya karena aku tahu dia sudah bahagia di alam sana. Aku harus tetap melanjutkan hidupku dengan atau tanpa ada dirinya disampingku. Biarlah cintanya menjadi memori terindah dalam hidupku yang akan selalu tersimpan di lubuk hatiku yang paling dalam. Selamat Jalan Yudha! Aku akan selalu mencintaimu.
Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #CintaMenginspirasi www.sprayed-amore.com/p/lomba-blog-cintamenginspirasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar